A. Hasil
Belajar
1. Pengertian
Di dalam istilah hasil
belajar, terdapat dua unsure di dalamnya, yaitu unsure hasil dan unsur belajar.
Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pelajar dalam kegiatan
belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) sebagaimana
dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995:787). Dari
pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran , lajimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan
tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil
yang telah dicapai oleh si pelajar.
Istilah
hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar.
Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan
hasil belajar. Ada
yang berpendapat bahwa pengertian
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil
belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih
dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan
prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih
panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi
belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan,
satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981:100)
mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: keberhasilan murid dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan
oleh sadly (1977:904) yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai
berikut “ hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu
tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “ hasil adalah
kemampuan seseorang atau kelompok yang
secara langsung dapat diukur”
Menurut Nawawi (1981:127)
berdasarkan hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Hasil
belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan
atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan
alat.
b. Hasil
belajar yang berupa kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c. hasil
belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku
2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang
perilaku manusia, banyak dibahasa mengenai bagaimana mencapai hasil belajar
yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan
psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar . dengan diketahuinya faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku
kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil
belajar yang eksternal.
a. Faktor
Internal
Faktor internal meliputi faktor
fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor
fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan
jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang
sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal
ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani
lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.
Faktor psikologis yaitu yang
mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
- Adanya keinginan untuk tahu
- Agar
mendapatkan simpat dari orang lain.
- Untuk
memperbaiki kegagalan
- Untuk
mendapatkan rasa aman
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu
faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah dan
masyarakat.
1. Faktor
yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal
dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap
anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo
demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik
yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.
Menurut hemat
peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik
dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak
tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip
kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing
ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Dalam
kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang
positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan
anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan
arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam
belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar